= SELAMAT DATANG DI BLOG ARTIKEL PENDIDIKAN BY JUMIANTO =

-== SELAMAT DATANG DI BLOG BERBAGI PENGETAHUAN OLEH JUMIANTO, S.Pd SEMOGA BERKAH DUNIA AKHIRAT= = -

Cari Blog Ini

Rabu, 02 Februari 2011

Laporan Biologi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di fakultas ekonomi terdapat banyak sekali pohon-pohon yang sudah besar dan tua, tetapi ada juga beberapa yang masih kecil dan baru beberapa bulan ditanam. Oleh karna itu di adakan penelitian observasi ke lapangan fakultas ekonomi.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini supaya kita mengetahui jenis-jenis pohon yang ada di fakultas ekonomi. Dan supaya kita mengetahui letak serta manfaat pohon-pohon itu.
II. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa pohon yang ada di fakutas ekonomi diantaranya:
1.      Pohon ketapang (Terminalia catappa)
menurut F.M. Blanco, Flora de Filipinas klafikasi tanaman ketapang sebagai berikut:
Kerajaan:
Divisi     :
Kelas      :
Ordo       :
Famili     :
Genus     :
Spesies   :
T. catappa






Ketapang atau katapang (Terminalia catappa) adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang. Lekas tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat, ketapang kerap dijadikan pohon peneduh di taman-taman dan tepi jalan.
 Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal dengan nama-nama Bengal almond, Indian almond, Malabar almond, Singapore almond, Tropical almond, Sea almond, Beach almond, Talisay tree, Umbrella tree, dan lain-lain.
Daun-daun tersebar, sebagian besarnya berjejalan di ujung ranting, bertangkai pendek atau hampir duduk. Helaian daun bundar telur terbalik, 8–25(–38) x 5–14(–19) cm, dengan ujung lebar dengan runcingan dan pangkal yang menyempit perlahan, helaian di pangkal bentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun di sisi bawah. Helaian serupa kulit, licin di atas, berambut halus di sisi bawah; kemerahan jika akan rontok.
Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara dan umum ditemukan di wilayah ini, Pohon ini cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m dpl.; curah hujan antara 1.000–3.500 mm pertahun, dan bulan kering hingga 6 bulan. Ketapang menggugurkan daun hingga dua kali setahun, sehingga tumbuhan ini bisa tahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Buahnya juga disebarkan oleh kelelawar.




BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
I.       Tempat dan Waktu penelitian
      Penelitian di lakukan di area Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau yang dilaksanakan mulai tanggal 4-12 desember 2010.
II.    Alat dan Bahan
      Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa informasi mengenai pohon-pohon yang ada di fakutas ekonomi.
      Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meteran untuk mengukur keliling pohon.
III. Prosedur Penelitian
1.      mengukur besar batang dan memperkirakan tinggi pohon
2.      memperkirakan jarak antar pohon
3.      mencari info lengkap tentang pohon yang diteliti
IV. metode penelitian
metode yang digunakan metode observasi langsung kelapangan.





BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Hasil penelitian yang dilaksanakan di fakultas ekonomi Universitas Islam Riau.
  1. Penelitian dilaksanakan di area belakang fakutas ekonomi, terdapat beberapa pohon    yaitu:
No.
Nama Pohon
Nama Latin Pohon
Lingkaran batang
tinggi
Umur
1.
Matoa
Swietenia macrophylla
35 cm
4,5 m
1 tahun
2.
Matoa
Swietenia macrophylla
23 cm
3 m
1 tahun
3.
Akasia
Acacia magnesium
3,15 m
20 m
20 tahun
4.
Kelapa sawit
Elaeis oleifera
3m
10 m
6 tahun
5.
Kelapa sawit
Elaeis oleifera
2,6 m
15 m
6 tahun
6.
Jati
Tectona grandis
2 m
5 m
1,5 tahun
7.
mangga
Mangifera indica.
60 cm
5 m
1,5 tahun

2.      Penelitian dilaksanakan di area tengah atau bagian dalam fakultas ekonomi, terdapat  beberapa pohon diantaranya:
No.
Nama Pohon
Nama Latin Pohon
Lingkaran batang
tinggi
Umur
1.
Palem putri
Vitsa merini
68 cm
2,5 m
2 tahun
2.
Palem putri
Vitsa merini
70 cm
3 m
2 tahun
3.
Palem putri
Vitsa merini
63 cm
2,5 m
1,5 tahun
4.
Palem putri
Vitsa merini
59 cm
2 m
1,5 tahun
5.
Palem putri
Vitsa merini
59 cm
1,8 m
1,5 tahun
6.
Palem putri
Vitsa merini
59 cm
1,6 m
1,2 tahun
7.
Palem putri
Vitsa merini
66 cm
2,5 m
2 tahun
8.
Palem putri
Vitsa merini
55 cm
2 m
1,5 tahun
9.
Palem putri
Vitsa merini
60 cm
2 m
1,5 tahun
10.
Palem putri
Vitsa merini
60 cm
2 m
1,5 tahun
11.
Palem putri
Vitsa merini
59 cm
2,5 m
1,5 tahun
12.
Palem putri
Vitsa merini
1,20 m
4,5 m
2 tahun
13.
Palem putri
Vitsa merini
1,13 m
5 m
3,2 tahun
14.
Palem putri
Vitsa merini
1,12 m
3m
2,5 tahun
15.
Palem putri
Vitsa merini
1, 24 m
4 m
3 tahun
16.
Palem putri
Vitsa merini
93 cm
4 m
3 tahun
17.
Palem putri
Vitsa merini
62 cm
2 m
1,5 tahun
18.
Palem putri
Vitsa merini
65 cm
2 m
1,5 tahun
19.
Palem putri
Vitsa merini
60 cm
2 m
1,5 tahun
21.
ketapang
Terminalia catappa
22 cm
2 m
1 tahun
22.
Palem putri
Vitsa merini
55 cm
1,8 m
1 tahun
23.
Palem putri
Vitsa merini
4 m
4,5 m
3 tahun
24.
Palem putri
Vitsa merini
1,9 m
3 m
3 tahun
25.
Palem putri
Vitsa merini
60 cm
1,8 m
1 tahun
26.
Ketapang
Terminalia catappa
15 cm
2 m
1 tahun
27.
Palem putri
Vitsa merini
50 cm
1,5 m
1 tahun
28.
Palem putri
Vitsa merini
43 cm
1 m
1 tahun
29.
Palem putri
Vitsa merini
1,26 m
5 m
3,5 tahun
30.
Palem putri
Vitsa merini
95 cm
5 m
3,5 tahun
31.
Palem putri
Vitsa merini
93 cm
1,7 m
1 tahun
32.
Palem putri
Vitsa merini
40 cm
1,5 m
1 tahun
33.
Palem putri
Vitsa merini
90 cm
3,5 m
2 tahun
34.
Palem putri
Vitsa merini
1,20 m
4,5 m
3 tahun
35.
Cemara
Cemarra
1,25 m
40 m
10 tahun
36.
Saga
Adenanthera pavonina
1 m
25 m
8 tahun
37.
Ketapang
Terminalia catappa
17 cm
3 m
1 tahun
38.
Akasia
Acacia magnesium
7 cm
2,2 m
1 tahun
39.
Saga
Adenanthera pavonina
1,2 m
25 m
8 tahun

3.      Penelitian dilaksanakan di area halaman depan fakultas ekonomi, terdapat beberapa pohon diantaranya yaitu:

No.
Nama Pohon
Nama Latin Pohon
Lingkaran batang
tinggi
Umur
1.
Akasia
Acacia
1,7 m
5 m
15 tahun
2.
Akasia
Acacia
1,65 m
5 m
15 tahun
3.
Akasia
Acaci
2m
7 m
15 tahun
4.
Ketapang
Terminalia catappa
65 cm
 5 m
2 tahun
5.
Ketapang
Terminalia catappa
1,4cm
10 m
3 tahun
6.
Ketapang
Terminalia catappa
1,7 m
10 m
3 tahun
7.
Ketapang
Terminalia catappa
1,83 m
6 m
10 tahun
8.
Ketapang
Terminalia catappa
19 cm
2 m
1,5 tahun
9.
Ketapang
Terminalia catappa
18 cm
0,5 m
 8 bulan
10.
Ketapang
Terminalia catappa
7 cm
0,5 m
8 bulan
11.
Ketapang
Terminalia catappa
10,7 cm
2 m
1,5 tahun
12.
Ketapang
Terminalia catappa
8 cm
1,2 m
1 tahun
13.
Ketapang
Terminalia catappa
4 cm
0,5 m
5 bulan
14.
Ketapang
Terminalia catappa
15 m
1,5 m
1 tahun
15.
Ketapang
Terminalia catappa
19 cm
1,5m
1 tahun
16.
Ketapang
Terminalia catappa
1,30 m
6 m
10 tahun
17.
Jambu air
Syzygium quaeum
40 cm
5 m
5 tahun
18.
Ketapang
Terminalia catappa
80 cm
4 m
5 tahun
19.
Ketapang
Terminalia catappa
1 m
4 m
5 tahun
20.
Mangga
Mangifera indica L
40 cm
3 m
2 tahun
21.
Ketapang
Terminalia catappa
1, 40 m
3,5 m
5 tahun
22.
Ketapang
Terminalia catappa
2,20 m
25 m
15 tahun
23.
Mangga
Mangifera indica L
70 cm
7 m
5 tahun
24.
Ketapang
Terminalia catappa
1 m
20 m
10 tahun
25.
Ketapang
Terminalia catappa
1 m
25 m
12 tahun
26.
Kelapa
Cocos nucifera
70 cm
5 m
10 tahun
27.
Kelapa
Cocos nucifera
1,5 m
8 m
10 tahun
28.
Kelapa
Cocos nucifera
1,7
13 m
10 tahun
29.
Matoa
Swietenia macrophylla
3 cm
0,3 m
3 bulan
30.
Matoa
Swietenia macrophylla
5 cm
1 m
5 bulan
31.
Matoa
Swietenia macrophylla
9 cm
2 m
8 bulan
32.
Matoa
Swietenia macrophylla
3 cm
2 m
8 bulan
33.
Matoa
Swietenia macrophylla
5 cm
2 m
8 bulan
34.
Matoa
Swietenia macrophylla
2 cm
0,7 m
5 bulan
35.
Matoa
Swietenia macrophylla
3 cm
1 m
5 bulan
36.
Matoa
Swietenia macrophylla
8 cm
1,2 m
8 bulan
37.
Matoa
Swietenia macrophylla
2 cm
0,4 m
3 bulan
38.
Akasia duri

1,5 m
2 m
5 tahun
39.
Akasia duri

1 m
3 m
5 tahun
40.
Matoa
Swietenia macrophylla
1 m
5 m
1 tahun
41.
Akasia duri

2 m
4 m
10 tahun
42.
ketapang
Terminalia catappa
1 m
15 m
5 tahun
43.
Akasia duri

1 m
7 m
5 tahun
44.
Akasia
Acacia mangium
2, 9 m
15 m
20 tahun
45.
Ketapang
Terminalia catappa
1 m
3 m
1 tahun
46.
matoa
Swietenia macrophylla
15 cm
2 m
1 tahun
47.
matoa
Swietenia macrophylla
10 cm
1,5 m
1 tahun
48.
Matoa
Swietenia macrophylla
15 cm
2 m
1 tahun
49.
Matoa
Swietenia macrophylla
9 cm
1 m
8 bulan
50.
Palem putri
Vitsa merini
60 cm
2m
1,5 tahun
51.
Matoa
Swietenia macrophylla
12 cm
1 m
1 tahun
52.
Matoa
Swietenia macrophylla
14 cm
1 m
1 tahun
53.
Matoa
Swietenia macrophylla
10 cm
1 m
1 tahun
54.
Mangga
Mangifera indica L
35 cm
3 m
3 tahun
55.
Kelapa
Cocos nucifera
1,3 m
15 m
10 tahun
56.
Kelapa
Swietenia macrophylla
1,6 m
15 m
15 tahun
57.
Matoa
Swietenia macrophylla
10 cm
1 m
8 bulan
58.
Matoa
Swietenia macrophylla
8 cm
1 m
8 bulan
.
II. PEMBAHASAN
Setelah dilakukan observasi penelitian langsung ke lapangan, kita dapat kan beberapa populasi pohon di fakultas ekonomi Universitas Islam Riau.
N0.
Nama Pohon
Area belakang
Area tengah
Area depan
Banyak pohon
1.
Aksia





Akasia duri




2.
Cemara





Jambu air




3.
Jati





Kelapa





Kelapa sawit





Ketapang





Mangga





Matoa





Palem putri





Saga





Pembahasan pohon-pohon yang terdapat di fakultas ekonomi:
1.     Pohon Akasia
 Klasifikasi ilmiah nya:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Genus :
Acacia
Spesies:
Acacia mangium

Manfaat pohon akasia:
2.     Pohon cemara
Klasifikasi ilmiah nya:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Casuari nales
Famili:
Casuari naceae
Genus :
Casuaina
Spesies:
Casuarina jumghuniana
Manfaat pohon cemara:


3.     Pohon jambu air
a . Klasifikasi ilmiah nya:
Kingdom         :
Plantarum
Sub kingdom   :
Kormopyta
Super division :
Kormopyta biji
Duvisio           :
Spermatopyta
Sub Divisio     :
Angiospermae
Classis             :
Dycotyledoneae
Ordo                :
Myrtales
familia             :
Mirtaceae
Genus              :
Syzygium
Spesies            :
Eugenia aquea







b. Manfaat pohon jambu :
Pada umumnya jambu air dimakan segar, tetapi dapat juga dibuat puree, sirop, jeli, jam/berbentuk awetan lainnya. Selain sebagai “buah meja” jambu air juga telah menjadi santapan canggih dengan dibuat salada dan fruit coctail. Kandungan kimia yang penting dari jambu air adalah gula dan vitamin C. Buah jambu air masak yang manis rasanya, selain disajikan sebagai buah meja juga untuk rujak dan asinan. Kadang-kadang kulit batangnya dapat digunakan sebagai obat.
c. Syarat Tumbuh
·         Iklim
  1. Angin sangat berperan dalam pembudidayaan jambu air. Angin berfungsi dalam membantu penyerbukan pada bunga.
  2. Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya rendah/kering sekitar 500–3.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4 bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah yang baik dengan rasa lebih manis.
  3. Cahaya matahari berpengaruh terhadap kualitas buah yang akan dihasilkan. Intensitas cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 40–80 %.
  4. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C.
  5. Kelembaban udara antara 50-80 %.
·         Media Tanam
1.      Tanah yang cocok bagi tanaman jambu air adalah tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik.
2.      Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok sebagai media tanam jambu air adalah 5,5–7,5.
3.      Kedalaman kandungan air yang ideal untuk tempat budidaya jambu air adalah 0- 50 cm; 50-150 cm dan 150-200 cm dan suka tumbuh didaerah yang datar.
·         Ketinggian Tempat
Tanaman jambu air mempunyai daya adaptasi yang cukup besar di lingkungan tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai 1.000 m dpl.

4.     Pohon Jati
a.       Klasifikasi ilmiahnya:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Tectona
Spesies:
Tectona grandis
b.      manfaat pohon jati:
Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap.
Jati sejak lama digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal VOC yang melayari samudera di abad ke-17. Juga dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel.
Di dalam rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir.
Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah.
Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.
c.       informasi lain tentang pohon jati:
Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter.
Pohon jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun.
Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80-100 cm; sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-bukunya.
Bunga majemuk terletak dalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak di ujung ranting; jauh di puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6-7 buah, keputih-putihan, 8 mm. Berumah satu.
Buah berbentuk bulat agak gepeng, 0,5 – 2,5 cm, berambut kasar dengan inti tebal, berbiji 2-4, tetapi umumnya hanya satu yang tumbuh. Buah tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang melembung menyerupai balon kecil.
5.     Pohon kelapa
a.       Klasifikasi ilmiah nya :
Kerajaan            :
Divisi                 :
Kelas                  :
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Genus:
Cocos
Spesies:
C. nucifera
b.      Manfaat pohon kelapa :
Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh Sedyatmo.
Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah.
Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.
Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.
Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.
c. informasi lain tentang pohon kelapa:
Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.
6.     Pohon kelapa sawit
a.       Klasifikasi ilmiah :
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Liliosida
Ordo:
Famili:
Arecaceae
Genus:
Elaeis
Spesies:
Elaeis oleifera  

b.      Manfaat pohon kelapa sawit :
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetik, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi dalam bidang kosmetik.
c. Morfologi Kelapa Sawit
a. Akar
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula (bakar akar) pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit terus berkembang.
Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang manjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal.
b. Batang
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis dan enak dimakan.
Di batang tanaman kelapa sawit terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam beruas.
c. Daun
Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisisnya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun
d. Bunga dan buah
Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyrbukan silang (cross pollination). Artinya, bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin dan atau serangga penyerbuk.
Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo).
Lembaga (embryo) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah.
  1. Arah tegak lurus ke atas (fototropy), disebut dengan plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun
  2. Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy) disebut dengan radicula yang selanjutnya akan menjadi akar.
Plumula tidak keluar sebelum radikulanya tumbuh sekitar 1 cm. Akar-akar adventif pertama muncul di sebuah ring di atas sambungan radikula-hipokotil dan seterusnya membentuk akar-akar sekunder sebelum daun pertama muncul. Bibit kelapa sawit memerlukan waktu 3 bulan untuk memantapkan dirinya sebagai organisme yang mampu melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dari dalam tanah.
Buah yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya berubah menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi merah kuning (oranye). Jika sudah berwarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan (buah leles).
e. Biji
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji.
Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif). Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment.
7.      pohon ketapang
a.        Klasifikasi ilmiah
menurut F.M. Blanco, Flora de Filipinas klasifikasi tanaman ketapang sebagai berikut:
Kerajaan:
Divisi     :
Kelas      :
Ordo       :
Famili     :
Genus     :
Spesies   :
T. catappa




b.       


b.      manfaat pohon ketapang
Pepagannya dan daun-daunnya dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit, sebagai bahan pewarna hitam, dan juga untuk membuat tinta. Pepagan ini menghasilkan zat pewarna kuning kecoklatan sampai warna zaitun, dan mengandung 11–23% tanin; sementara daun-daunnya mengandung 12 macam tanin yang dapat dihidrolisis. Dalam pada itu populer keyakinan di kalangan penggemar ikan hias bahwa menaruh daun-daun ketapang kering di akuarium, khususnya ikan cupang (Betta spp.), dapat memperbaiki kesehatan dan memperpanjang umur ikan.
Kayu terasnya merah bata pucat hingga kecoklat-coklatan, ringan sampai sedang, BJ-nya berkisar antara 0,465–0,675; cukup keras dan ulet, namun tidak begitu awet. Kayu ini dalam perdagangan dikenal sebagai red-brown terminalia, dan digunakan sebagai penutup lantai atau venir. Di Indonesia, kayu ini digunakan dalam pembuatan perahu dan juga untuk ramuan rumah.
Biji ketapang dapat dimakan mentah atau dimasak, konon lebih enak dari biji kenari, dan digunakan sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam kue-kue. Inti bijinya yang kering jemur menghasilkan minyak berwarna kuning hingga setengah dari bobot semula. Minyak ini mengandung asam-asam lemak seperti asam palmitat (55,5%), asam oleat (23,3%), asam linoleat, asam stearat dan asam miristat. Biji kering ini juga mengandung protein (25%), gula (16%), serta berbagai macam asam amino.


c.       informasi lain tentang pohon ketapang :
Pohon ini cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m dpl.; curah hujan antara 1.000–3.500 mm pertahun, dan bulan kering hingga 6 bulan. Ketapang menggugurkan daun hingga dua kali setahun, sehingga tumbuhan ini bisa tahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Buahnya juga disebarkan oleh kelelawar.
8.      Pohon Matoa
a.       Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Pometia
Spesies:
P. pinnata
b.      Manfaat Pohon matoa
Buah matoa dapat dikonsumsi segar. Cita rasa buah ini sangat khas seperti rasa rambutan bercampur dengan lengkeng dan sedikit rasa durian. Karena rasa dan aroma yang dikandungnya membuat matoa memiliki nilai ekonomi penting bagi masyarakat Papua. Harga jual rata-rata mencapai Rp. 20.000/kg bahkan sering lebih dan tidak pernah murah, buah ini banyak dipesan peminat di luar Papua sebagai oleh-oleh. Bila sedang musim buah matoa banyak dijual di pasar-pasar, pedagang kaki lima, maupun dijual di tepi jalan. Buah matoa mempunyai kulit buah relatif tebal dan keras sehingga dapat tahan lama jika disimpan yaitu bisa disimpan hingga 1 minggu tanpa perlakuan pengawetan dan jika disimpan dalam suhu 5-10°C buah matoa dapat dipertahankan hingga 20 hari.
c.       informasi lain tentang pohon matoa
Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman khas Papua, termasuk ke dalam famili Sapindaceae. Pohon matoa dapat tumbuh tinggi dan memiliki kayu yang cukup keras. Rasa buahnya adalah campuran antara rambutan, durian, dan kelengkeng. Buahnya berbentuk lonjong dan seukuran buah pinang (keluarga Palem), ketika muda berwarna hijau dan setelah matang berwarna hijau kekuningan.
Tumbuhan matoa berbentuk pohon, tinggi 20 - 40 m. Akar tunggang. Batang silindris, tegak, warna putih kotor, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, tersusun berseling, 4 - 12 pasang anak daun, saat muda berwarna merah cerah - setelah dewasa menjadi hijau, bentuk jorong, panjang 30 - 40 cm, lebar 8 - 15 cm, helaian daun tebal dan kaku, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus - berlekuk pada bagian pertulangan. Buah bulat atau lonjong, panjang 5 - 6 cm, buah berwarna hijau kadang merah atau hitam (tergantung varietas), bentuk biji bulat - berwarna cokelat muda, daging buah lembek, berwarna putih kekuningan. Perbanyaan generatif (biji).


9.      Pohon mangga
a.       klasifikasi ilmiah
b.      manfaat pohon mangga
Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk irisan atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan lain-lain. Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging.
Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat dijadikan arang yang baik.
Daun mangga mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak etil asetat yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen, sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia.
c. informasi lain tentang pohon mangga


























DAFTAR PUSTAKA



Campbell Neil.A, Jane B.Reece, Lawrence G.Mitchell. 1999. Biologi. Erlangga. Jakarta

Prof.Subowo,dr.,Msc Phd. 2007. Biologi Sel. Angkasa . Bandung

Tim pengelola TPB-biologi dasar universitas islam riau. Diktat kuliah biologi dasar.













KATA PENGANTAR



Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan anugrahnya saya di berikan kesempatan kesehatan dan dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “teori sel dan konsep sel”.

Saya menyadari bahwasanya tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya mengharapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Biologi Umum dan pada khususnya para pembaca sekalian untuk menyumbangkan saran dan kritik yang membangun demi kelancaran kesempurnaan tugas ini untuk masa yang akan datang dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi pembaca.

Atas perhatian yang berupa saran maupun kritik oleh dosen pembimbing dan para pembaca sekalian, saya mengucapkan terima kasih.


                                                                                             Pekanbaru, 20 agustus 2010

                                                                                                     























Tidak ada komentar:

Posting Komentar