= SELAMAT DATANG DI BLOG ARTIKEL PENDIDIKAN BY JUMIANTO =

-== SELAMAT DATANG DI BLOG BERBAGI PENGETAHUAN OLEH JUMIANTO, S.Pd SEMOGA BERKAH DUNIA AKHIRAT= = -

Cari Blog Ini

Sabtu, 12 Februari 2011

Teori belajar

Tugas Makalah : Belajar & Pembelajaran Matematika
Dosen Pembimbing ;Drs.H.Basri ,M.Pd

Belajar & Pembelajaran Matematika
Kegiatan Instruksional





Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Rita Yuliani
2. Livna Yulvia
3. Marta Trionia
4. Silvi Yanti
5. Jumianto
6. Mohd. Sarmidi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Matematika Strata S1
Universitas Islam Riau
2011


BAB I
PENDAHULUAN
Bila kita ingat sejenak pengalaman kita sejak menjadi murid sekolah dasar,siswa sekolsah menengah sampai menjadi mahasiswa diperguruan tinggi akan dapat diindenfikasikan berbagai jenis pengajaran yang telah digunakan oleh para guru kita.stiap pengajar,baik yang membuat persiapan maupun tidak,,slalu mencari cara untuk melaksanakan kegiatan intruksionalnya sebaik-baiknya.demikian pula setiap pengelolah program pendidikan dan latihan senantiasa mencari jalan meningkatkan kualitas programnya melalui cara-cara yang dikenalnya atau dianggapnya baik.
Tujuan instruksional umum:
1.memilih model pengembangan instruksional yang sesuai dengan kondisi belajar.
2.mengidenfikasikan kebutuhan instruksional.
3.menulis tujuan instruksional umum.
4.melakukan analisis instruksional.
5.mengidenfikasikan perilaku dan karakateristik awal mahasiswa.
6.merumuskan tujuan instruksional khusus .
7.menyusun tes acuan patokan.
8.mengembangkan strategi instruksional.
9.mengembangkan bahan instruksional.
10.mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.

Dalam jangka yang lebih panjang,sebagai pengajar anda diharapan dapat mengajar lebih baik sehingga prestasi belajar mahasiswa anda labih tinggi. Bila kegiatan instruksional yang anda lakukan atau kelola lebih sistematis,proses untuk memperbaikan dan meningkatkan kualitasnya akan lebih jelas.


BAB II
PEMBAHASAN
A.Kegiatan Instruksional Sebagai Suatu Sistem
Sistem secara umum berarti benda,peristiwa,kejadian atau cara yang terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil dan seluruh bagian tersebut secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu. defenisi ini menunjukan bahwa suatu benda atau peristiwa baru disebut sistem.bola memenuhi empat kriteria secara serentak,yaitu Pertama dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.Kedua,setiap bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri. Ketiga, seluruh bagian itu melakukan fungsi secara bersama. Keempat fungsi bersama yang dilakukannya mempunyai suatu tujuan tersebut.
Dari konsep sistem berkembang beberapa terminologi yang berkaitan,yaitu pandangan sistem(system view), pendekatan sistem(sistem approach), analisis sistem(system analysis),sintesa system(system synthesis). pandangan sistem adalah kebiasaan memandang benda atau peristiwa dalam hidup sebagai suatu system.bila pandangan sistem ini diterapkan dalam pemecahan masalah ,proses pemecahan masalah ini disebut pendekatan sistem dalam proses tersebut terlibat kegiatan memecah suatu sistem menjadi beberapa subsistem dan mengidentifikasi hubungan dari setiap subsistem dengan subsistem lain.kegiatan seperti ini disebut analisis sistem. Dengan analisis sistem kita tidak saja dapat mengidefikasi funsi masing-masing serta kaitan fungsi subsistem yang satu dengan yang lain dalam menjalankan fungsi bersama. Dengan analisis sistem dapat pula diidentifikasi subsistem.
Filbeck menggambarkan dalam bentuk bagan kaitan antara konsep sistem, pandangan sistem, pendekatan sistem, analisis sistem, dan sintesis system.
Gagne (1979) mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi mahasiswa sehingga terjadi proses belajar.
Penerapan pendekatan sistem dalam dunia pendidikan dapat diarahkan kepada berbagai tujuan tergantung kepada masalah yang akan dipecahkan. Hasil penerapan pendekatan sistem itu dapat berupa pelayanan administrasi, registrasi, atau pengadaan bahan komputer. Untuk kegiatan intruksional, hasil pendekatan sistem terarah kepada peningkatan kualitas belajar mahasiswa.
Tahap mengidefikasi yang terdapat dalam bagan sederhana telah diuraikan menjadi tiga langkah sebagai berikut :
1. Mengedifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan intruksional umum.
2. Melakukan analisis intruksional.
3. Mengedifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa.
Tahap mengembangkan telah diuraikan menjadi empat langkah sebagai berikut:
4. Menulis tujuan instuksional khusus
5. Menulis tes acuan patokan
6. Menyusun srategi instruksional
7. Mengembangkan bahan instruksional
Tahap mengevaluasi dan merevisi dinyatakan sebagai berikut:
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk didalamnyaa kegiatan merevisi.
Hasil akhir dari kedelapan langkah tersebut adalah sistem instruksional yang siap pakai.
Prinsip-prinsip instruksional
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan instruksional dapat dikelompokkan menjadi dua belas macam (filbeck, 1974). Prinsip dan implikasi ini kemudian diterapkan dalam proses pengembangan instruksional.
Prinsip pertama
Respon-respon baru diulang sebagai akibat dari respon tersebut.
Implikasi prinsip pertama ini kepada kegiatan instruksional antara lain adalah:
1. Perlunya pemberian umpan balik positif dengan segera atas keberhasilan atas keberhasilan atau respon yang benar dari mahasiswa. Pada babak permulaan umpan balik yang menyenangkan tersebut harus seringkali diberikan, tetapi tahap berikutnya dapat diberikan lebih jarang secara random.
2. Mahasiswa harus aktif membuat respon, bukan duduk diam dan mendengarkan saja. Akibat yang menyenangkan atau yang kurang menyenangkan hanya diberikan bila mahasiswa aktif membuat respon.
Prinsip kedua
Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga dibawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda yang terdapat dalam lingkungan mahasiswa
Implikasi prinsip kedua ini pada teknologi intruksional adalah perlunya menyatakan tujuan instruksional secara jelas kepada mahasiswa sebelum pelajaran dimulai agar mahasiswa bersedia belajar lebih giat.
Agar tujuan instruksional tersebut jelas bagi mahasiswa, maka teknik perumusannya menggunakan kata kerja yang operasional yaitu perilaku mahasiswa yang tampak oleh mata dan dapat diukur.
Disamping itu implikasi prinsip kedua ini pada teknologi instruksional adalah pengunaan berbagai metode dan media agar dapat mendorong keaktifan mahasiswa dalam proses belajarnya.
Prinsip ketiga
Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang dan berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan pemberian akibat menyenangkan.
Implikasi prinsip ketiga ini terhadap teknologi instruksional adalah pemberian isi pelajaran yang berguna pada mahasiswa didunia luar ruangan kelas dan memberikan umpan balik berupa imbalan dan penghargaan terhadap keberhasilan mahasiswa
Prinsip keempat
Belajaran yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.
Implikasi prinsip keempat ini kepada teknologi instruksionalkan adalah pemberian kegiatan belajar kepada mahasiswa yang nelibatkan tanda-tanda atau kondisi yang mirip dengan kondisi dunia nyata, yaitu lingkungan hidup mahasiswa diluar ruangan kelas.
Prinsip kelima
Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk sesuatu yang kompleks seperti pemecahan masalah.
Pengembangan instruksional perlu digunakan secara luas bukan saja contoh-contoh yang positif,melainkan juga yang negatife.
Prinsip keenam
Status mental untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan mahasiswa selam proses belajar.
Implikasi prinsip keenam ini dalam teknologi instruksional adalah pentingnya menarik perhatian mahasiswa untuk mempelajari isi pelajaran
Prinsip ketujuh
Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik untuk penyelesaian setiap langkah dan membantu sebagian besar mahasiswa.
Impikasi dalam teknologi instruksional adalah:
1.pengunaan buku teks terprogram (programmed texts atau programmed instructionans)
2. pengajarn harus menganalisis pengalaan belajarb mahasiswa menjadi kegiatan-kegiatan kecil dan kegiatan kecil dan setiap kegiatan kecil tersebut disertai latihan dan umpan balik terhadap hasilnya.
Prinsip kedelapan
Kebutuhan memecahkan materi belajar yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil akan dapat dikurangi bila materi belajar yang kompleks itu dapat diwujudkan dalam suatu model.
Implikasinya dalam teknologi instryksional adalah penggunaan media dan metode instruksional yang dapat menggambarkan materi yang kompleks kepada mahasiswa seperti model,realia,film,program televisi,program video,drama demonstrasi.
Prinsip kesembilan
Ketrampilan tingkat tinggi seperti ketrampilan memecahkan masalah adalah perilaku kompleks yanag berbentuk dari komposisi ketrampilan dasar yang lebih sederhana.
Impikasinya dalam teknologi instruksional adalah:
1.tujuan instruksional umum harus dirumuskan dalam bentuk hasil belajar yang operasional agar dapat dianalisis menjadi tujuan-tujuan yang lebih khusus.
2.demonstrasi atau model yang digunakan harus didesain sejalan dengan hasil analisis tersebut diatas agar dapat menggambarkan secara jelas komponen-komponen yang termasuk dalam perilaku yang kompleks tersebut.
Prinsip kesepuluh
Belajar cenderung menjadi cepat dan efesien serta menyenagkan bila mahasiswa diberi informasi bahwa ia menjadi mampu dalam keterampilan memecahkan masalah
Impllikasinya dalam teknologi instruksional adalah
1. Urutan pelajaran harus dimulai dari yang sederahana dan secara bertahap menuju kepada lebih komplek keberasilan mahasiswa dalam pelajaran yang lalu (yang lebih sederhana) dapat mendorongnya lebih kuat untuk menguasai pelajaran yang akan datang ( yang lebih komplek)
2. Kemajuan mahasiswa dalam menyelesaikan pelajaran harus di informasikan kepadanya agar keyakina kepada kemampuan dirinya lebih besar untukmemecahkan maslah yang lebih komlek pada yang akan datang.
Prinsip kesebelas
Perkembangan dan kecepatan belajaran mahasiswa bervariasi,ada yang maju dengan cepat, ada yang lebih lambat.
Implikasi prinsip ini terhadap teknologi instruksional adalah
1. Pentingnya penguasaan mahasiswa dalam materi pelajaran prsarat sebelum mempelajari materi pelajaran selanjutnya. Pengunaan cara belajar tuntas (materi learning) sangat penting bagi materi pelajaran terutama yang tersusun secara hirarkikal.
2. Mahasiswa mendapat kesempatan maju menurut kecepatan masing-masing.
Prinsip kedua belas
Dengan persiapan, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan menggorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.
Implikasinya dalam teknologi intruksional adalah pemberian kemungkinan bagi mahasiswa untuk memilih waktu, cara, dan sumber-sumber lain, disamping yang telah ditetapkan dalam system instruksional agar dapat membuat dirinya mecapai tujuan instruksional.
Dalam waktu 20 tahun terakhir ini teknologi instruksionalyang berkembang dengan pesat dengan mengambil 4 ciri utama, yaitu
1. Menerapkan penddekatan system
2. Mengunakan sumber belajar seluas mungkin
3. Bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia
4. Berorientasi kepada kegiatan instruksional individual
Focus dan teknologi instruksional bukan pada proses psikologi bagaimana mahasiswa belajar, melainkan pada proses bagaimana teknologi dan perangkat lunak dan keras digunakan mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, atau sikap kepada mahasiswa sehingga mahasiswa mengalami perubahan prilaku yang diharapkan.

SIMPULAN Dan SARAN

Simpulan;
Kegiatan Instruksional Sebagai Suatu Sistem bahwa suatu benda atau peristiwa baru disebut sistem.bola memenuhi empat kriteria secara serentak,yaitu Pertama dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.Kedua,setiap bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri. Ketiga, seluruh bagian itu melakukan fungsi secara bersama. Keempat fungsi bersama yang dilakukannya mempunyai suatu tujuan tersebut.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan instruksional dapat dikelompokkan menjadi dua belas macam (filbeck, 1974). Prinsip dan implikasi ini kemudian diterapkan dalam proses pengembangan instruksional.


Saran;
Setelah mngetahui bahwa kegiatan instruksional adalah system.dan memahami prinsip-prinsip instruksional maka diharapkan mampu mencapai peningkatan kualitas program belajar melalui cara-cara yang dikenalnya atau dianggap baik.






DAFTAR PUSTAKA
. Filbeck,R (1974). System in Teaching and Learning. Lincoln;Professional Educator Publication.
. Twelker, P. A. Urbach,Floyd d & Buck,J.E.(1972).The Systematic Development of Instruction.Stanford; ERIC Clearinghouse on Media and Technology.
. Gagne,R.M & Briggs L.J (1979).Principles of Instruction Design (2nd ed)New York:Hold,Rinehart and Winston.
. http//www.google.com







Bab I: PENDAHULUAN
Latar Belakang
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional), model ini adalah suatu sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem, yaitu suatu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara itu, fungsi model ini adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistematik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Langkah-langkah dari pelaksanaan model ini adalah:
Merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran khusus yang berupa
rumusan yang jelas dan operasional mengenai kemampuan atau kompetemsi yang
diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Mengembangkan alat evaluasi, yaitu tes yang dilakukan yang fungsinya untuk menilai
sejauh mana kemampuan siswa, pada model PPSI evaluasi dilakukan saat tujuan
pembelajaran khusus telah ditetapkan.
Menentukan kegiatan belajar mengajar, yaitu kegiatan yang akan dilakukan agar tujuan
yang diinginkan tercapai, setelah kegiatan ditetapkan perlu dirumuskan pokok-pokok
mteri yang akan diberikan, sesuai dengan kegiatan yang telah ditetapkan.
Merencanakan program kegiatan belajar mengajar, titik tolaknya adalah suatu pelajaran
yang diambil dari kurikulum yang telah ditetapkan jumlah jam/SKS-nya dan diberikan pada kelas dalam semester tertentu. Pendekatan dan metode harus sesuai tujuan dan materi yang telah ditetapkan, termasuk pelaksanaan evaluasi.
Pelaksanaan, langkah-langkah dalam pelaksanaan program ini adalah mengadakan Pre-
Test (tes awal), menyampaikan materi pelajaran, mengadakan Pos-Test (test akhir).
Tujuan
Membahas bagaimana prosedur pengembangan system instruksional (PPSI)
Menyusun contoh PPSI
Mempelajari salah satu model Dick dan Carrey untuk perancangan system instruksional
Manfaat
Dapat menjelaskan bagaimana prosedur pengembangan system instruksional (PPSI)
Dapat menyusun PPSI
Dapat menyusun perancangan system instruksional menurut model Dick dan Carrey
Bab II: PEMBAHASAN
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
A. Definisi
PPSI adalah sistem yang saling berkaitan dari satu instruksi yang terdiri atas urutan, desain tugas yang progresif bagi individu dalam belajar (Hamzah B.Uno, 2007). Oemar Hamalik (2006) mendefinisikan PPSI sebagai pedoman yang disusun oleh guru dan berguna untuk menyusun satuan pelajaran.
B. Komponen
Komponen-komponen yang terdapat dalam PSSI adalah sebagai berikut.
1. Pedoman perumusan tujuan
Pedoman perumusan tujuan memberikan petunjuk bagi guru dalam merumuskan tujuan-tujuan khusus. Perumusan tujuan khusus itu berdasarkan pada pendalaman dan analisis terhadap pokok- pokok bahasan/ subpokok bahasan yang telah digariskan untuk mencapai tujuan instruksional dan tujuan kurikuler dalam GBPP.
Seluruh usaha pendidikan masyarakat Indonesia berkaitan dengan jenis dan jenjang pendidikan formal, apa yang akan dicapai lewat bidang studi tertentu, apa yang akan dicapai dalam pembahasan tertentu, apa yang akan dicapai dalam pembahasan topik pelajaran atau satuan bahasan tertentu.
2. Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian
Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian memberikan petunjuk tentang prosedur penilaian yang akan ditempuh, tentang tes awal (pre test) dan tes akhir (post test), tentang jenis tes yang akan digunakan dan tentang rumusan soal-soal tes sebagai bagian dari satuan pelajaran. Tes yang digunakan dalam PPSI disebut criterion referenced test yaitu tes yang digunakan unuk mengukur efektifitas program/pelaksanaan pengajaran.
3. Pedoman proses kegiatan belajar siswa
Pedoman proses kegiatan belajar siswa merupakan petunjuk bagi guru untuk menetapkan langkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai dan tujuan khusus instruksional yang harus dicapai oleh para siswa.
Dalam menentukan metode atau alat bantu pengajaran yang akan dipakai untuk mencapai tujuan
(TIK), para guru dan calon guru dituntut:
a.Menyadari bahwa TIK dan sifat bahan adalah dasar untuk menentukan metode dan alat
bantu pengajaran.
b.Guru menguasai berbagai metode secara fungsional misalnya metode ceramah, diskusi,
dll.
c. Mempertimbangkan fasilitas yang ada.
d. Setiap pelaksanaan metode pengajaran harus mempertimbangkan kondisi situasi murid
dan berusaha untuk aktivitas belajarnya.
e.Apakah guru tersebut benar-benar mampu melaksanakan metode beserta alat bantu
pengajaran yang dipilihnya.
4. Pedoman program kegiatan guru
Pedoman program kegiatan guru merupakan petunjuk-petunjuk bagi guru untuk merencanakan program kegiatan bimbingan sehingga para siswa melakukan kegiatan sesuai dengan rumusan TIK. Dalam hubungan ini guru perlu:
a. Merumuskan materi pelajaran secara terperinci
Hal ini dimaksudkan agar guru mampu menjabarkan materi pelajaran secara:
1. jelas kegunaannya untuk mencapai TIK;
2. sesuai dengan pengalaman murid;
3. terjamin kebenaran ilmiahnya;
4. mampu mengikuti perkembangan ilmu tersebut;
5. representatif
6.dan berguna bagi kehidupan murid sehari-hari.
a. Memilih metode-metode yang tepat
Guru menentukan lamanya waktu pelajaran berdasarkan keberagaman isi TIK dan tingkat kesukaran materi pelajaran. Guru juga dituntut untuk mempertimbangkan jenis metode serta alat bantu pengajaran yang dipilih.
b. Menyusun jadwal secara terperinci.
Sebelum melangkah ke pelaksanaan, satuan pelajaran sebagai persiapan tulis lengkap harus telah
selesai disusun.
5. Pedoman pelaksanaan program
Pedoman pelaksanaan program merupakan petunjuk-petunjuk dari program yang telah disusun. Petunjuk-petunjuk itu berkenaan dengan dimulainya pelaksanaan tes awal dilanjutkan dengan penyampaian materi pelajaran sampai pada dilaksanakannya penilaian hasil belajar.
Langkah ini terdiri dari 3 macam kegiatan, ialah:
a.Mengadakan pre-test
Tes yang kita berikan pada siswa adalah tes yang disusun pada langkah kedua. Fungsi dari pre- test ini untuk menilai sampai di mana siswa telah menguasai keterampilan yang tercantum dalam TIK.
b. Penyampaian materi pelajaran
Guru menyampaikan materi pelajaran kepada murid/guru membimbing murid untuk mendalami
dan mengusai materi pelajaran.
c. Mengadakan evaluasi
Post-test yang telah disusun pada langkah kedua diberikan pada murid-murid setelah mereka
mengikuti program pelajaran.
• Pre-test
Bertujuan untuk menilai kemampuan murid yang tercantum dalam TIK. Sebelum mereka mengikuti program pengajaran (secara praktis pre-test untuk menilai kemampuan murid mengenai penguasaan materi palajaran sebelum mereka dibimbing guru menguasai materi pelajaran yang telah diprogramkan).
• Post-test
Berfungsi untuk menilai kemampuan-kemampuan murid setelah pengajaran diberikan. Post-
test digunakan untuk menilai efektifitas pengajaran.
6.Pedoman Perbaikan atau Revisi
Pedoman perbaikan atau revisi yang merupakan pengembangan program setelah selesai dilaksanakan. Perbaikan dilakukan berdasarkan umpan balik yang diperoleh berdasarkan hasil penilaian akhir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar